Sabtu, 29 November 2014

Kisah Hujan dan Sebatang Pohon

Hai, namaku Hujan. Aku rasa banyak orang yang menyukaiku, walau tak sedikit juga yang sering memakiku di dalam hati atau terang-terangan. Mereka yang menyukaiku biasanya bersikap manis ketika aku datang. Beberapa menyesap kopi di balik jendela berkusen putih sambil memandangiku penuh khidmat. Yang lainnya berciuman di bawah deraiku seperti di drama-drama korea favorit mereka. Konyol!

Tentu saja aku senang disukai. Walaupun terkadang sebal juga. Bayangkan saja, pemujaku menganggap aku sebagai simbol pengharapan, simbol romantisme picisan, bahkan simbol kesempurnaan Tuhan... tapi mereka menutup sebelah mata dangan wujud aku yang lain. Mereka menyukaiku karena imajinasi yang mereka ciptakan sendiri tentang aku. Padahal jika mereka mau sedikit saja lebih dalam mengenalku, mereka akan menemukan arti aku yang sebenarnya. 

Well, bukan salah mereka juga sebenarnya menyukai atau jatuh cinta dengan alunan rintik yang aku dentingkan. Toh aku juga tak terang-terangan menunjukan siapa aku sebenarnya. Hanya beberapa yang mengerti aku bisa menjadi badai yang memporak-porakan segalanya bahkan diriku sendiri. Atau menjadi salju yang membuat buku-buku jari siapapun yang menyentuhku perih dan memutih. Jadi ketika orang-orang menyukaiku tanpa menyadari ada aku yang lain, aku tak bahagia sama sekali. Sebaliknya, aku sedih dan menyalahkan diriku sendiri. Aku merasa seperti... telah memanipulasi mereka. Karena itulah, terkadang aku membenci pantulan diriku yang aku lihat di genangan air sisa aku menari semalaman.

Suatu hari aku turun di bukit langganan. Jujur saja, tak ada yang menarik dengan bukit itu selain gubuk reot yang dihuni sepasang suami istri yang beranjak renta. Sudah menjadi tugas rutinkulah mengairi ladang mereka. Namun malam di penghujung bulan November itu berbeda. Angin membawaku sedikit ke utara dan mempertemukanku dengan sebatang Pohon Akasia muda. Ia banyak bercerita kepadaku tentang apa saja. Tentang masa lalu, pengalaman-pengalaman lucu, juga mimpinya untuk bebas menjajal dunia tanpa akar yang membatasi geraknya.

Segera saja kami merasa saling menemukan kenyamanan. Dalam waktu yang singkat ia membuatku merasa kami pernah sangat dekat di kehidupan sebelumnya. Pohon Akasia berkali-kali meyakinkanku tentang rasa yang ia genggam. Ia gemerisikkan daun-daunnya hingga berisik dan aku terusik. Bukannya aku tak percaya bahwa dia menyukai kilau bulir-bulir airku yang meresap di akar dan jatuh di daun-daunnya. Hanya saja, entah mengapa aku tak ingin mempercayai diriku sendiri. 

Dengan susah payah tembok penyangkalan itu aku bangun tinggi-tinggi. Namun, entah di pertemuan ke berapa, Pohon Akasia meruntuhkan tembok itu hanya dengan satu jentikan jari. Ia mengajakku menari, bersenang-senang dengan rintikku sendiri. Ia menciptakan senandung kepedihan yang berbaur dengan tabuhan denyut nadi. Bebas! Basah!

Sayangnya kabersamaan kami tak berlangsung lama. Aku harus pergi mengikuti arah angin yang membawaku ke tempat-tempat asing untuk waktu yang cukup lama. Perpisahan itu tak dapat dihindari lagi. Janji-janji terikrar di antara khusyuk harapan akan pertemuan kembali.

Jarak yang membentang membuatku ketakutan. Kembali ku bangun tembok tinggi-tinggi. Daun-daun Pohon Akasia sesekali terbang bersama angin menghampiriku. Menanyakan rasa yang masih tertinggal padaku. Menyatakan rasa setelah kepergianku. Ku katakan padanya bahwa aku bahagia dan baik-baik saja. Tak lagi aku tinggal dalam kenangan bersamanya. Bahwa angin telah menepatkanku di belantara yang sempurna.

Tiba-tiba saja aku menjadi pembohong ulung. Bersandiwara seperti rahib suci yang bijaksana untuk menutupi perih akan perpisahan yang aku rasa. Aku terlalu angkuh untuk mengakui bahwa janji yang aku ikrar pada sang Akasia tetap ku peluk erat. Aku menjaga, menimang dan membiarkan janji itu bertumbuh tanpa Pohon Akasia tahu.

Lagi pula untuk apa ia tahu? Toh janjinya padaku sudah lama berguguran di musim ketiga. Aku tak ingin terlihat bahwa hanya aku yang berharap ada pertemuan kembali di ujung senja. Gengsi? Tidak juga. Aku hanya takut pada akhirnya hanya aku yang terluka. Aku hanya ingin berusaha waras ketika ingatan tentang Pohon Akasia makin menampakkan imaji-imaji gila. Aku hanya ingin mengandalkan keberuntungan, kemana arah angin akan meniupku selanjutnya.

Namun sepertinya tempatku sekarang sudah jelas. Asa dan mimpi tentang Pohon Akasia harus aku luruhkan sampai habis melalui butir-butir airku. Karena pertemuan di ujung itu tidak ada... karena Pohon Akasia sebentar lagi menjadi kayu gelondongan yang mungkin akan menghuni salah satu rumah di kota sebagai  tempat tidur king size atau sofa beledu cokelat muda.

Aku tak tahu harus bersedih, atau malah turut bahagia.




                                                                                                 Dunningen, 29 November 2014

















Selasa, 28 Oktober 2014

Komara

Tiba-tiba aku teringat sepotong kenangan yang pernah tertoreh di daun-daun pohon kehidupanku. Selembar kenangan tentang kamu yang mungkin berada di tumpukan paling bawah. Tertutup hal-hal indah lain, hal-hal sedih lain, dan lain-lain yang selain selembar kenangan itu.
Namun malam ini kenangan itu terpanggil kembali. Mencuat naik dari tempat persembunyiannya dan berkembang seperti balon udara yang ditiup dan memenuhi sudut-sudut otakku.
Udara desa pagi itu segera saja menyergap hidungku. Tak perduli jarak bertahun antara malam ini dan pagi itu, aku tetap bisa merasakan aroma pagi itu dengan jelas. Sejelas ku ingat lekuk-lekuk bibirmu yang tersenyum saat memandangku.
Aku ingin sekali saja memandangmu lagi. Sambil menikmati buah ajaib yang oh-aku-lupa-namanya itu barangkali. Okey, itu akan sedikit merepotkanmu. Karena kamu harus masuk jauh ke dalam hutan dan memanjat pohon dengan bersusah payah karena katamu semut-semut api disana sangat sadis. Tapi kamu boleh berbangga, karena seplastik buah yang mirip bawang merah itu aku masukan ke dalam list hadiah paling keren nomor satu yang pernah aku terima.
Bagaimana bisa aku melabelinya di nomor dua atau tiga? Kau memberi keajaiban kecil dengan membahayakan nyawamu. Well, aku sedikit berlebihan. Tapi apapun bisa terjadi di dalam hutan kan? Bertemu nenek sihir kesepian misalnya. Lalu sang nenek sihir memberimu gelar kehormatan semacam "Hottest Berondong of the Year" dan menyekapmu di gubug tuanya yang reot bertahun-tahun sampai kamu tak mengenali dirimu sendiri. Ah okey, cukup! Jangan pikirkan imajinasi gilaku itu. 
Pembacaku (oh, semoga saja ada yang berkenan membaca tulisan-tulisanku) pasti bertanya-tanya tentang buah apa yang aku maksud. Buah itu manis, berwarna merah dan berbentuk seperti umbi-umbi bawang merah. Kamu berkata jika aku memakan buah itu lalu minum air putih, maka air bening tersebut akan terasa manis di mulutku. Dan benar saja! Setelah aku memakan buah itu lalu meminum air bening yang ku persiapkan sebelumnya, air bening itu terasa manis di mulutku. Manis sekali. Seperti semua kejutan-kejutan kecil lainnya darimu. Sekali lagi, kamu tersenyum penuh kemenangan melihat wajahku berkerut-kerut heran.
Mengingat semangatmu yang selalu menyala, aku bertanya-tanya apa yang kau lakukan sekarang. Menikah dengan seorang kembang desa disana? Atau bekerja di kantor kelurahan mungkin. Pak Lurah sepertinya cukup tertarik dengan kepandaianmu. Ku lihat kamu berpeluang menjadi ajudannya karena Pak Lurah terlihat selalu sibuk dengan dua istrinya. Beliau pasti butuh seorang ajudan yang cakap membantu (atau menggantikan) pekerjaannya selagi ia asyik-masyuk berpelesir keluar desa untuk menggenapi batas 4 saja.

Atau mungkinkah kamu masih mengingat janjimu kepadaku? Untuk datang ke kota kembang dan menaklukkan dunia dengan ilmu yang menjalari darahmu... Untuk keluar dari desamu dan kembali suatu hari dengan misi utama yang kita diskusikan berjam-jam; mengajak masyarakat di desamu berani bermimpi dan mewujudkannya. Masihkah kau menggenggam mimpimu itu erat-erat wahai pemuda desa?


Ku harap alam berkonspirasi mempertemukan kita sekali lagi. Akan kuceritakan perjalananku menapaki mimpi yang pernah ku bagi kepadamu. Siapkanlah telingamu untuk mendengarkan ocehan-ocehanku karena mungkin akan sedikit panjang dan membosankan. Karena itu bolehlah kamu memanjat pohon kelapa dan memetik beberapa kelapa muda untuk kita seperti masa itu. Aku selalu suka kelapa muda. Apalagi jika seseorang khusus memetiknya langsung untukku. Ya, aku akan menyusahkanmu sekali lagi. :)





Untuk 'muridku' yang paling pantas aku banggakan; Komara

Dunningen, 28 Oktober 2014

Minggu, 24 Agustus 2014

Ini (Masih) Tentang Jodoh




Udah gue bilang kan ngomongin jodoh emang gak ada abisnya. Ya, setidaknya buat orang-orang yang belom tau siapa jodohnya kayak gue ini. Seru aja gitu kalo ngomongin jodoh, soalnya bikin penasaran deg-deg serrr gak karuan... #halahh

Seperti yang udah gue ceritain di artikel gue sebelumnya yang berjudul Ini Tentang Jodoh, saat ini gue sedang berusaha nurut sama Allah untuk menjemput jodoh gue dengan cara yang diridhoinya. Gue gak mau lagi pacaran dan memilih ngikutin tata cara Allah dalam menjemput si jodoh (manja banget yee, harus dijemput segala).

Dulu gue mikir gue gak bakal bisa dan gak mau nikah tanpa pacaran, karena kayak beli kucing dalam karung. Nikah kan menetukan pasangan seumur hidup, kalo gue gak kenal perangai, sifat dan kebiasaan suami gue bakal repot nanti. Gimana kalau dia bla bla bla (mikir negatif)....??

Tapi gue mikir kayak gitu sebelum gue 'kenal' sama kebesaran Allah. Sekarang, saat gue yakin banget Allah ga akan mengecewakan hambaNya yang selalu minta bimbingan, prinsip gue berubah:


"When you stop looking for a pince in haram ways and make Allah the king of your heart, Allah will help you complete your fairytale."



Semenjak gue pegang prinsip itu, dari hari ke hari Allah nunjukin kalo Dia sangat menghargai usaha hambaNya yang mau berubah. Allah memperlihatkan ke gue bahwa sekenarioNya itu keren! Sedikit demi sedikit gue makin percaya kalo cara gue menjemput jodoh tanpa pacaran akan berhasil.

Kejadian ini udah beberapa bulan yang lalu. Suatu malam di awal musim semi banyak tamu yang dateng ke rumah buat makan malem. Beberapa gue kenal karena mereka emang keluarga orang tua asuh gue yang sering berkunjung sebelumnya. Tapi ada satu laki-laki Turki yang..ehemm lumayan bening gak gue kenal. Gue rasa umurnya 30an gitu. Makan malam berlangsung kayak biasa. Semua pada ngobrol dengan bahasa Turki yang sama sekali gak gue ngerti. Jadilah gue kayak tatakan gelas yang cuma bisa diem ngedengerin. Sialnya lagi, hari itu maag gue kambuh. Rasanya gue pengen cepet-cepet kabur dari acara makan malam itu dan ngegelung di kasur sambil selimutan.

Selesai makan malem buru-buru gue pamitan masuk kamar. Ehhh... baru sebentar gue tiduran nyokap asuh gue manggil dari dapur. Dia nyuruh gue ikut minum teh sambil ngobrol-ngobrol. Gue bilang maag gue kambuh dan pengen tiduran di kamar. Tapi dia bersikeras nyuruh gue ikut minum teh karena katanya teh anget bagus buat perut gue.

Selesai minum teh sambil ngobrol basa-basi gue masuk kamar lagi dan gak keluar-keluar sampe semua tamu pulang. Baru aja gue mau merem, tiba-tiba pintu kamar gue diketok. Nyokap asuh gue nanyain keadaan gue dan dia bilang mau ngobrol sama gue. Dia duduk di pinggir tempat tidur gue sambil senyum-senum. Wahhh... perasaan gue jadi ga enak nih!

"Rizki... kamu tau ga??" katanya semangat banget (masih dengan senyum-senyum). "Hah, apaan? Ga tau lah. Kan kamu belom ngomong." Dia makin lebar senyum-senyum. Jarang-jarang nih nyokap asuh gue senyum sampe lebar banget kayak gini. Gue jadi mulai nebak-nebak kabar gembira apa yang bakal dia sampein ke gue. Belom selesai otak gue narik kesimpulan apa hot news yang bakal disampein sama nyokap asuh gue, dia udah ngomong lagi. "Kamu bakal dilamar!!! hahahaha" kali ini dengan tanpa dosanya nyokap asuh gue ketawa ngakak sementara gue bengong blo'on.

"Gimana menurut kamu laki-laki yang ikut makan malem sama kita? Cakep ngga?"
"Gak tau cakep apa ngga. Mukanya aja aku gak inget." jawab gue asal. "Dia mau nikahin kamuuuuu!" Kali ini otak gue kayaknya beneran macet. Lah gimana bisa baru ketemu sekali terus tuh orang mau nikahin gue. Karena ngeliat muka gue yang kebingungan nyokap asuh gue buru-buru ngejelasin. Jadi ternyata laki-laki itu rekan dari kakaknya nyokap asuh gue. Dia udah kenal gue dari kakaknya nyokap asuh gue ini. Kakaknya nyokap asuh gue ini nyeritain tentang gue dan ngasi liat facebook gue ke laki-laki itu. Si laki-laki itu tertarik dan pengen ngeliat gue langsung. Makan malam dan acara minum teh itu ternyata konspirasi besar nyokap asuh gue dan kakaknya biar laki-laki itu kenal gue secara langsung.

Setelah makan malam itu si laki-laki mantap mau nikahin gue dan udah ngobrol panjang lebar sama nyokap dan bokap asuh gue. What?? Asli, gue grogi abis tapi tetap berusaha cool. Ternyata obrolan nyokap asuh gue baru intronya aja, pemirsa. Bokap asuh gue manggil gue dan akhirnya gue disidang ampe jam 12 malem di ruang tamu. Bokap asuh gue ceritain semua tentang laki-laki itu dengan sedikit kalimat-kalimat promosi. Nasehatin gue tentang takdir, jodoh dan lain-lain yang masuk kuping kiri trus mental karena otak gue masih macet saking shocknya.

Bukan shock karena mau dilamar sama laki-laki ehhmm.. kece, tapi karena gue gak nyangka aja gitu Allah tuh cepet banget memproses niat gue buat ngejemput jodoh tanpa pacaran. Akhirnya gue bilang ke bokap asuh gue kalo laki-laki itu harus istiqarah dulu selama seminggu, setelah dia istiqarah dan tetep yakin baru gue yang istiqarah selama seminggu. Bokap asuh gue setuju, dan ngerencanain pertemuan minggu depannya lagi. Bokap asuh gue juga nyranin gue siapin pertanyaan-pertanyaan yang mau gue tanyain, dan dtulis di kertas biar gak lupa. Busettt, kayak wartawan!

Besoknya nyokap asuh gue heboh dan cemas sendiri. Dari heboh nyuruh gue tampil cantik buat pertemuan berikutnya sampe heboh dan cemas ngebayangin gimana jadinya kalo gue sampe jadi nikah sama laki-laki itu. Nyokap asuh gue cemas dengan reaksi keluarga gue nanti kalo tau gue pengen dinikahin orang. Berkali-kali nyokap asuh gue nanya apa yang harus dia bilang ke keluarga gue di Indonesia kalo gue mau nikah disini. Gue kan di Jerman buat belajar, bukan buat nikah.

Jujur, gue sih gak mikir sampe sejauh itu karena semuanya belom jelas. Gue juga ga cerita ke Mama dan Ayah gue di Indonesia karena gue ngerasa semuanya belom pasti. Setelah laki-laki itu shalat istiqarah dan dia tetep yakin sama gue baru gue bakal bilang sama Mama dan Ayah gue. Saat itu gue nothing to lose aja. Gue sama sekali gak expect apa-apa. Jodoh syukur, ga jodoh nunggu lagi. hahahaha.

Selama seminggu itu setelah shalat dan baca quran doa gue bertambah satu, yaitu kalo laki-laki itu bukan yang terbaik buat gue dan gue bukan yang terbaik buat dia, gue minta sama Allah bikin dia mundur jadi gue gak perlu shalat istiqarah dan repot-repot ngejelasin semuanya ke keluarga gue di Indonesia.

Setelah seminggu, kakaknya nyokap asuh gue dateng ke rumah dan bilang kalo laki-laki itu jadi ragu. Dia ragu sama kemampuannya buat ngebahagiain gue dan masalah anak ke depannya. Dia mikir kebahagiaan gue gak murah karena dia bakal bertanggung jawab minimal setaun sekali bawa gue balik ke Indonesia nemuin keluarga gue. Belum lagi tentang anak yang bakal jadi masalah besar kalo terjadi hal yang gak diinginkan dalam pernikahan beda kewarganegaraan. Akhirny adia milih mundur.

Gue sama sekali gak kecewa dengan hal itu. Karena dari awal gue gak expect apa-apa. Semuanya gue anggap sebagai perjalanan menyenangkan dalam menunggu jodoh pilihan Allah. Gue mengikuti takdirNya dengan senang hati sambil terus berdoa dan berusaha menjadi perempuan yang baik. Karena pengalaman ini juga gue tambah yakin kalo kita pakai cara yang baik untuk dapetin apa yang kita mau, sesulit apapun keliatannya, Allah bakal kasih jalanNya. Saat gue gak mau pacaran, tiba-tiba ada yang langsung dateng mau ngelamar. Padahal selama gue hidup 24 tahun belom pernah ada yang dateng sebelumnya menghadap orang tua gue dan bilang mau nikahin gue. Semua yang dateng ke gue paling ngajakin pacaran atau paling banter ngomong ''aku bakal nikahin kamu nanti''. Gak tau deh 'nanti' kapan, mungkin 'nanti' setelah gorilla bisa berkembang biak dengan cara membelah diri...pppfffttttt.

Well, perjalanan gue menunggu jodoh belum selesai. Artinya, pasti ada artikel tentang jodoh season selanjutnya. Bersiaplaaahhhh!! :p



Cheers!



Dunningen, 24.08.2014








Senin, 18 Agustus 2014

Ini Tentang Jodoh






Ngomongin masalah jodoh emang ga ada abisnya. Apalagi buat cewek-cewek lajang twenty something kayak gue. Curhatan tentang jodoh selalu jadi trending topic di tiap kesempatan. Hahaha. Gak cuma itu, dunia yang kejam ini rupanya memandang jodoh sebagai komoditi yang laris dijual. Kartun, animasi, meme, twit atau status yang berserakan di mesdos banyak mengangkat masalah seputar jodoh. Dari mulai yang lucu-lucu, nyinyir, bikin meringis, bikin ngakak, sampe nasehat-nasehat super bisa lo temuin di dunia maya. 

Yap, ngebahas tentang jodoh emang selalu menarik. Karena mau gak mau berkaitan sama pacaran, takdir, agama, dan lain-lain. Hemm...Menarik kan?

Beberapa waktu lalu gue chatting sama seorang temen lama. Dari sekedar basa-basi, akhirnya kita curhat-curhatan yang ujung-ujungnya ngomongin masalah jodoh lagi. Temen gue cerita, katanya dia lagi galau banget karena baru putus sama sang pacar yang udah dipacarin selama tiga tahun. Bukan karena udah ngerasa gak cocok atau masalah orang ketiga, tapi karena cowoknya (sekarang mantan) temen gue ini selalu bilang belom siap kalo diminta nikahin. Alasan si cowok dia belom merasa mapan secara materi untuk berkeluarga. Temen gue ini jelas kesel dan galau lah. Umur 25 tahun, ngeliat temen-temen banyak yang udah nikah dan momong anak, pacaran 3 tahun udah kek kredit motor tapi gak dinikah-nikahin. Untuk menenangkan temen gue, terpaksa gue keluarkan kata-kata andalan : ''Tenang aja, biar jodoh kamu Allah yang atur!'' Aihh, gue berasa kayak Mamah Dede.

Selang beberapa hari gue curhat-curhatan lagi tentang jodoh, tapi kali ini sama orang yang berbeda. Sahabat gue, sebut saja Mawar, lagi gundah gulana karena sang kekasih belom juga menampakakkan tanda-tanda akan ngelamar padahal usia pacaran mereka udah bertahun-tahun. Yang bikin Mawar tambah gundah adalah, ada cowok kece yang bilang siap nikahin dia kalo dia mau. Nah loh! Itu dilema banget pasti. Satu sisi pengen cepet nikah sama si pacar, tapi pacarnya belom siap. Di sisi lain pengen nerima si cowok yang siap nikahin, tapi masih punya pacar yang disayang.

Jujur aja, pas lagi curhat-curhatan tentang jodoh itu gue jadi cengar-cengir sendiri. Bukan karena gue ngerasa seneng karena gak bernasib sama kayak mereka, tapi justru karena gue udah expert banget sama perasaan kayak gitu. hahahahah. Delapan bulan lalu gue mutusin pacar gue dan milih single. Saat itu gue masih ngerasa berat dan gak yakin karena usia pacaran kita udah lama banget, keluarga pun udah deket dan saling setuju. Tapi setelah gue pikirin masak-masak semuanya, bulatlah tekad gue untuk putus. Banyak pertimbangan gue saat itu. Salah satu alasannya ya kayak temen-temen gue itu tadi. Gak ada kejelasan tentang masa depan hubungan kita berdua. Gak tau kapan pacar gue bisa ngelamar gue karena hubungan kita jalan di tempat.

Sejak itu gue bertekat untuk single by choice. Alasan pertama karena gue pengen recovery hati gue yang luluh lantak karena broken heart (asik bahasanye!hahaha), yang kedua gue mau fokus ngejalanin mimpi gue tanpa diganggu masalah cinta-cintaan yang dangkal. Tapiiiiii.... Di tengah jalan prinsip gue berubah. Bukan berubah pengen pacaran lagi karena gue kegaet bule disini, tapi karena Allah ngasih pemahaman sama gue yang bebal ini untuk gak pacaran lagi. Gimana gak bebal coba, ga dibolehin pacaran tapi nekat aja ngelakuin dengan berbagai alasan. Hiks.

Suatu hari pas lagi browsing gue nyasar ke artikel blog Febriyanti Almeera. Artikel blog itu nyeritain tentang pasangan yang pacaran selama 7 tahun. Di anniversary mereka yang ke 7, si cewek mutusin cowoknya karena Allah. Ada kata-kata cewek itu yang ngena banget di hati gue.

''Sudah 7 tahun kita menjalankan proses tidak berkah, padahal mengharap pernikahan yang berkah. Nggak mungkin bisa. Baiknya kita udahan aja. Biar Allah yang arahkan kemantapan kita dengan siapa sebetulnya sisa hidup kita akan dihabiskan. Barangkali sebetulnya Allah sudah siapkan yang terbaik untuk kamu, untuk aku, tapi karena kita mendahului takdir-Nya dengan menjalin hubungan yang belum tentu sampai ke pernikahan ini, akhirnya Allah tahan pertemuan kita dengan pendamping hidup kita yang sebenarnya sudah Allah pilihkan.''

Gue pikir kata-kata cewek itu masuk akal. Buktinya? Buktinya ya cerita gue, temen-temen gue dan banyak orang di luar sana yang mengalami kisah kayak kami. Kita selalu minta jodoh yang begini, begitu sama Allah, tapi aturan main Allah gak diperhatiin. Jadinya Allah pending deh jodoh kita. :(

Karena itu, sekarang prinsip single by choice gue bukan lagi karena ga mau sakit hati atau mau fokus ngejalanin mimpi gue, tapi karena gue mau nurut sama Allah. Gue mau ikutin 'permainan' Allah tanpa main curang. Biar Allah yang ngerancang grand design jodoh buat gue. Duh kok jadi serius ya? Bacanya ga usah serius-serius amat ah, kalo mau serius mah bilang sama Ayah dan Mama gue aja langsung. #EEHHH


Cheers!



Dunningen, 18.08.14














Jumat, 08 Agustus 2014

Liebster Award yang Tertunda






Udah sebulan setengah yang lalu gue dapet Liebster Award dari ehemm... blogger kece nan baik hati bernama Septian Hadavi Lubis tapi baru hari ini gue ada waktu buat ngebalesnya. Maklum, kesibukan shooting Catatan Hati Seorang Istri gak bisa ditinggalin. Bahahaha

Eh tapi Liebster Award itu apaan sih? Gue bingung pas tau-tau gue dapet award ginian. Emangnye kapan gue ikut lomba??

Setelah gue selidiki dengan minta bantuan Detektif Conan, ternyata award ini semacam permainan estafet gitu. Liebster Award diberikan untuk 11 temen bloger yang kita pilih. Mereka yang kita pilih tersebut harus menjelaskan 11 hal tentang diri mereka dan menjawab 11 pertanyaan yang kita kasih. Tujuannya buat nambah keakraban dan semangat nulis para blogger.

Geuusss, langsung beh gue ceritain fakta-fakta tentang gue yang cetar membahana badai mengguncang dunia. Cekidot yee!


  1.  Penghayal (akut!). Otak gue otomatis selalu memvisualkan cerita tentang apapun yang gue liat. Makanya gue jarang banget ngerasa kesepian, soalnya gue punya dunia sendiri di dalem kepala gue yang rame dan selalu menarik.
  2. Ingatan audio gue sangat kuat. Maksudnya gini, gue inget semua omongan orang ke gue. Semuanya, dengan detail. Bahkan omongan yang udah belasan tahun sekalipun gue gak akan lupa. Hal ini mungkin karna poin nomer 1 kali ya, saat ngehayal kadang-kadang omongan orang itu diputer terus sama otak gue. That's why, you better beware. Watch your words!
  3. Gue phobia kucing, tapi bertekad suatu saat bakal miara kucing.
  4. I can't life without perfume! Abis mandi semprot parfum, mau tidur semprot parfum...Vanilla dan coconut adalah wangi favorit gue. Sedangkan untuk signature perfume gue milih Hallowen from Jesus Del Pozo.
  5. Gue suka baca dan belajar. Hampir semua jenis buku gue lahap. Dan kalo gue lagi baca, dunia serasa milik sendiri. Yang laen ngekos. :p
  6. Gue menghindari merasa terlalu seneng atau terlalu sedih. Balance. Seperti lambang zodiak gue yang libra.
  7. Purple addict. Cinta mati gue sama warna ungu.
  8. Olah raga kesukaan gue adalah window shopping. Yang ini ga perlu penjelasan kan. Alasannya soalnya cuma satu : gue CEWEK.
  9. Entah bodoh, entah gimana... gue gak bisa benci sama orang. Sedalam apapun orang itu nyakitin gue. Gue ya lempeng aja...
  10. Dream catcher. Mimpi gue banyaaaak! Dulu gue punya 'Vision Board' buat nempelin semua mimpi gue di dinding. Tapi sekarang gue cuma punya diary mimpi.
  11. Selera musik gue rada berlawanan satu dengan yang lainnya. Superman Is Dead dan Kings of Convenience are my fav.


Itu tadi 11 poin tentang gue, sekarang tiba saatnya untuk Teletubbies berpisah. Eh, ngga deh masi ada sesi jawab pertanyaan dari yang udah ngasih gue award ini. Iyee gue jawab iyeee...


1. Siapa pacar pertama kamu?
Jawab: emmhhh... harga daging sekarang berapa ya? udah turun lagi kan setelah lebaran??

2. Kalo mau dapat suami atau istri mau yang gimana?
Jawab: Mau yang setia, bukan tukang selingkuh kayak Mas Bram.

3. Kalau planet bumi hancur mau ke planet mana? kenapa?
Jawab: Kalo planet bumi hancur gue gak mau kemana-mana, soalnya gue susah move on.

4. Pilih Ayah atau Ibu?Kenapa?
Jawab: Mereka bukan pilihan karena mereka satu kesatuan. Tsaaahh

5. Kalau jadi tokoh kartun pengen jadi siapa?Kenapa?
Jawab: Jadi Dorami, adeknya Doraemon. Soalnya punya kantong ajaib dan tinggal di abad 22. Kalo mau kemana-mana tinggal terbang kaya kupu-kupu malam.

6. Kalau jadi Superhero pengen jadi siapa?Kenapa?
Jawab: SUPERMOM! Jadi emak-emak yang bisa nyelametin masa depan seluruh anak di Indonesia.

7. Mantan terindah siapa namanya?Kenapa?
Jawab: Mantan apa dulu nih? Mantan pacar? Mantan gebetan? Mantan TTMan atau mantan selingkuhan??

8. Pilih tablet atau puyer?Kenapa?
Jawab: Pilih tablet lah. Puyer mah ga bisa dipake browsing sama yutupan.
9. Sakit Panu atau Gigi?
Jawab: Panu aje deh. Kalpanak lebih murah dari dokter gigi soalnye.
10. Mozzila atau chrome?
Jawab: Mozzila.
11. Jupe atau Cut tari?
Jawab: Jupe aje, lebih gede (bakat nyanyinya).

 Nah, udah semua kan ya gue jawab. Sekarang gue persembahkan Liebster Award ini buat kalian yang namanya ada di bawah ini. Selamat!!

1. Fikih Hidayatulloh
2. Yandhi Ramadhana
3. Yudha Handara
4. Dede Ruslan
5. Elis Komariah
6. Satya Winnie Sidabutar
7. Ashima KY
8. Gery Bentham
9.Titis Ayuningsih
10. Septian Hadavi Lubis
11. ... no idea...

Dan pertanyaannya adalah...
1. Negara mana yang pengen banget lo kunjungi? Alasannya?
2. Siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidup lo? Alasannya?
3. Sifat buruk apa yang pengen banget lo ubah dari diri lo?
4. Lagu apa yang paling annoying buat lo?
5. Kalo ibu kota Indonesia dipindahin, pasnya kota apa menurut lo? Jelasken...
6. Menurut lo, cinta itu apa?
7. Sebutkan 5 benda yang wajib lo bawa kemanapun lo pergi!
8. Bandung atau Jogja? Why oh why?
9. Pelajaran yang paling lo suka pas SD apa?
10. Apa yang ada di kepala lo saat mendengar kata ''Hilang''?
11. Apa kebiasaan lo dari bocah yang bertahan sampe sekarang?

Gue tunggu jawabannya ya teman-teman. Kalo udah bikin artikel kayak gue gini, jangan lupa di link ke gue. Yang jawab gue doain dapet payung cantik atau gelas ganteng deh. hahahaha


Cheers!!


Kamis, 07 Agustus 2014

Jangan Salahkan Jilboobs


Jilboobs?? Apaan sih jilboobs??

Baru kemarin gue tahu jilboobs itu apaan. Berawal dari beberapa temen gue yang ngeshare artikel tentang jilboobs di Facebook, gue berkenalan dengan istilah yang sekarang sedang ngetrend ini. Setelah gue baca tu artikel, gue ngerasa miris... Menurut artikel tersebut jilboobs adalah perempuan yang berjilbab tapi berpakaian yang menonjolkan bentuk tubuh yang you know what lah ya, ketat abis atau nerawang sehingga menimbulkan kesan seksi. Di artikel tersebut juga menampilkan banyak foto perempuan yang mereka sebut jilboobs. Astagfirullah...

Beragam komentar orang-orang gue baca dan cerna baik-baik. Sebagian besar menghina dan melecehkan perempuan-perempuan tersebut. Jujur, gue sedih, kecewa dan marah banget liatnya. Bukan, bukan sama perempuan-perempuan yang berjilbab seksi itu. Tapi sama orang-orang yang udah berkomentar melecehkan dan merendahkan mereka. Yang bikin gue tambah sedih, marah dan kecewa adalah banyak perempuan berjilbab juga yang menghina para perempuan berjilbab seksi ini. 

Kenapa mereka sepicik dan sedangkal itu?? Jika alasannya berdakwah, kenapa ngga dilakukan dengan hangat dan bijaksana?? Kenapa seolah menghakimi dan menghina orang lain adalah hal yang lumrah bagi orang Indonesia yang keramahannya dan sopan santunnya terkenal seantero dunia??

Tiap orang yang gue temui di Eropa sini selalu muji Indonesia yang alamnya indah dan orang-orangnya yang hangat, penuh sopan santun dan berderet kata-kata baik lainnya. Tapi kenyataannya, banyak banget orang-orang yang masih aja suka ngehina orang lain yang ironisnya lagi mereka pun gak kenal sama orang -orang yang mereka hina.

Gue menyalahkan mereka yang menjudge, melecehkan dan menghina jilboobs bukan berarti gue membenarkan perempuan berjilbab seksi. Tapi disini gue mau berusaha wise karena berkaca dari pengalaman gue sendiri dalam berjilbab.

Gue mulai berjilbab pada tahun 2008. Saat itu, perempuan yang berjilbab belom marak kayak sekarang. Model-model jilbab pun masih biasa-biasa aja. Belom ada tuh yang namanya tutorial hijab yang macem-macem kayak hijabers sekarang. Awal gue berjilbab, pakaian gue masih ketat, kaos masi pendek sebatas pinggang, pake jilbab yang dililit-lilit di leher, pokoknya masih jauh banget deh dari tuntunan berjilbab yang bener sesuai Al-Quran. 

Saat itu gue bener-bener ngerasain yang namanya "pengen keliatan modis tapi gak bisa". Dan ya memang, pake jilbab itu gak mudah. Satu setengah tahun gue berjilbab, lalu gue putusin buat lepas jilbab (kayak Marshanda yang kasus lepas jilbabnya lagi booming juga sekarang). Cerita gue lepas jilbab nanti aja ya di artikel selanjutnya, karena bakalan panjang banget. Singkat kata, setelah dua tahun gue lepas jilbab, hidayah buat berjilbab itu datang lagi. Alhamdulillah gue berjilbab lagi sejak November 2012 sampai saat ini (doain istiqamah ya, biar pake jilbabnya sampai menutup mata selamanya..) 

Jilbab gue juga ada perkembangan kalo diliat dari awal berjilbab lagi tahun 2012 kemaren. Rasa malu gue jadi bertambah besar tiap harinya. Dan menurut gue itu pertanda bagus. Karena esensi jilbab di antaranya emang menumbuhkan rasa malu si pemakai. Usaha gue menyempurnakan jilbab gue agar sempurna gue lakuin terus menerus sampe sekarang. Sekarang gue malu kalo baju gue ketat, sekarang gue malu kalo jilbab gue ga nutupin dada... Yap, jilbab gue berproses.

Tiap orang butuh PROSES. Dan kita yang gak tau ada cerita apa di balik proses tiap orang mbok ya jangan seenak jidat memaki perempuan berjilbab seksi itu bodoh, murahan dan sebagainya.

Kalo kalian masih beralasan juga kalo mereka yang berjilbab seksi (gue agak risih juga sebenernya pake kata jilboobs, terlalu ekstrim menurut gue) itu malah merendahkan perempuan berjilbab lainnya... come on, think twice!! 

Kesalahan masyarakat yang terbesar saat ini adalah menganggap jilbab itu sebagai kepribadian utuh. Jadi perempuan yang berjilbab itu seolah-olah HARUS tak berdosa, tapi perempuan ber-hot pants boleh aja ngelakuin dosa. I'm so sorry but... Pemikiran yang kayak gitu salah besar Bro, Sist. 

Jilbab adalah kewajiban bagi perempuan muslim, sama seperti shalat. Jadi, dosa segede gunung Tangkuban Perahu yang dibikin sama Roro Jonggrang pun (#dongengversi2014) nggak menggugurkan kewajiban muslimah buat berjilbab. Jadi kalo ada perempuan yang berjilbab tapi attitude-nya masih kurang, ibadahnya masih labil, dosanya masih banyak, ya jangan salahin jilbabnya.

Saran gue, kalo kalian masih nemuin perempuan berjilbab seksi, tegur atau nasehatilah dengan kalimat yang baik (kalo kalian kenal loh ya ma tu perempuan). Kalo gak kenal doakan supaya Allah mempercepat proses perempuan itu berjilbab syar'i, bukan malah menjudge, menghina, dan melecehkan mereka.

Inget ya, kita gak berhak menghina dan melecehkan orang lain hanya karena dosa mereka gak sama dengan dosa kita (iyee, intinya kita semua mahluk pendosa!). Saling mengingatkan, saling menasehati, pokoknya saling yang baik-baik itu lebih manusiawi kan?! :)



Cheers!!




Dunningen, 07.08.2014



Selasa, 08 April 2014

Shock Culture!

Gak kerasa udah dua bulan gue tinggal di negara ini. Negara yang namanya pernah ada di mimpi gue saat gue shalat istiqarah 6 tahun lalu. Deutschland!


Sampai saat ini gue juga masih berasa kayak mimpi. Kalo pagi-pagi gue bangun tidur gue suka bengong sendiri terus bertanya-tanya bego dalam hati. "Ini gue dimana ya? Di Jerman ya? Bener ga sih ini? Oh iyaa bener..."  hahahaha


Selama dua bulan gue tinggal disini banyak hal baru yang gue temuin dan pelajarin. Gue serasa baru bangun dari tidur panjang. Banyak banget hal yang ga gue tau dan belom pernah gue lakuin. Ketemu orang-orang baru dengan berbagai latar belakang, agama dan kultur yang berbeda juga sedikit banyak merubah pandangan gue tentang hidup dan arti kehidupan itu sendiri. Yang ini nanti kapan-kapan gue ceritain, sekarang sih gue mau cerita yang ringan-ringan aja dulu sebagai pemanasan setelah dua bulan gue ga nulis.


Sebagai perempuan rawa yang belom pernah keluar negeri sebelumya, tentu banyak hal yang bikin gue shock culture. Dan berikut ini adalah hal-hal yang membuat gue ngerasa kaya alien yang baru mendarat di negeri antah-berantah.


1. WC kering
Ini adalah sumber shock culture gue yang pertama karena bagi gue WC kering (baca: cebok pake tissue doang) adalah hal yang tidak berkeprimanusiaindonesiaan. Kalo lagi di rumah sih mending, gue bisa bawa air ke toilet atau cebok di kamar mandi. Tapi kalo di luar kan ribet .Untuk mensiasatinya gue bawa tissue basah kemana-mana dan mengusahakan untuk tidak pup di tempat umum apalagi di muka umum. Hahahaha


2. Sebelah Kanan
Kalo kita jalan atau berkendara di Indonesia kan harus ambil jalur sebelah kiri tuh, nah kalo disini harus di sebelah kanan. Emang sih keliatannya sepele, tapi gara-gara ini gue suka pengen nabrak orang kalo jalan. Maap mbak, om, tante...


3. Roti dan Roti
Nah bagian ini perut  gue yang shock. Pagi roti, siang roti, malem roti. Emang sih jenis rotinya macem-macem. Isiannya juga bisa pilih sesuka hati. Tapi bagi orang Indonesia macam gue yang selalu jawab "belom makan" pas ditanya udah makan atau belom, padahal udah makan roti, hal ini berdampak besar. Gue jadi makan mulu dan ga gampang kenyang. Alhasil, berat badan gue udah naik 4 kg sekarang!! Huaaaaaaa


4. Kissing Everywhere
Aihhh... yang ini bikin malu dan mupeng. Ga tau ya kenapa, kalo liat orang kising malah gue yg malu. Bahahaha. Tapi hal ini lah yang menginspirasi mimpi gue selanjutnya. Nanti kalo gue merit, gue pengen honeymoon di Eropa! Duduk di bangku taman sama suami di bawah pohon cherry blossom...dan skip! :p


5. Disiplin and full speed
Kalimat "Alon-alon asal kelakon" bener-bener bener ga berlaku disini. Lo harus gerak cepat dan benar! Karena disini ga ada angkot yang setia ngetem nungguin lo jam berapa aja. Cuaca dingin yang menusuk ga memungkinkan lo jalan lelet atau santai-santai. Semua hal ada 'peraturannya'. Pokoknya kalo lo ga gercep dan well planned yah siap-siap aja sengsara. Untuk speednya sih gueudah bisa menyesuaikan, dicipline nya itu yang masih rada susah bok!


Well, segitu dulu deh pengalaman gue selama tinggal dua bulan disini. Next I'll tell you more. Puyeng juga ternyata ngeblog via hape. Thanks for reading!


Cheers.



                                                   

.




















Selasa, 28 Januari 2014

Sebelas

Kemarin-kemarin gue sempet pengen waktu berenti dulu sejenak. Ya, gue pengen tinggal lebih lama disini. Gue kira semakin dekat waktunya, makin banyak hal manis yang gue dapet untuk dikenang. Tapi nyatanya... hal yang membuat gue trauma bertahun lalu kembali terulang. Hal yang selalu menghadirkan mimpi yang sama dimana gue ngeluarin semua yang gue pendam selama ini sambil nangis-nangis. Pas bangun ternyata gue nangis beneran. Gue nangis selagi tidur. Dari situ gue nyadar kalo hal itu jugalah yang udah mecah kepribadian gue.

Sakit? Banget.

Sekarang gue malah pengen cepet-cepet pergi dari sini. Gue gak mau kepribadian yang udah susah payah gue satuin lagi dari awal kembali pecah. Kembali menghasilkan 'gue lain' yang ga gue pengen. Gue pengen sembuh dari luka psikologis gue. Bagaimanapun caranya akan gue lakuin asal luka ini ilang.

Termasuk pergi, dan ga akan kembali.

Rabu, 15 Januari 2014

Mimpi Besar Kedua



Sebenernya sih gue rada telat bikin resolusi tahun 2014 ini. Tahun baru udah kelewat dua minggu gue baru ngerencanain target dan mimpi gue yang harus gue capai selanjutnya. Maklum,  pas awal-awal tahun kemaren gue kebanyakan galaunya, jadi gak bisa mikir. Kalo lagi galau gitu gue emang sengaja ngasih diri gue sendiri waktu buat puas-puasin nyalurin perasaan negative gue. Sedih dan nyesek, ya puas-puasin nangis. Kecewa ya puas-puasin dinikmatin sakitnya dan belajar nerima kenyataan.

Pokoknya ngasih diri gue waktu buat recovery dan berdamai sama diri gue sendiri tanpa penyangkalan.

Gue bener-bener harus bisa menikmati titik terendah di hidup gue biar gue bisa ngambil pelajaran buat kedepannya. Karena gue yakin suatu pristiwa, pengalaman atau kesalahan yang gue lakuin bisa jadi pelajaran berharga untuk mengubah gue jadi lebih kuat dan lebih bijaksana kayak Om Mario Teguh. Dan sekarang, saat masa recovery gue sudah harus berakhir, gue harus ngejalanin hidup gue lagi seperti biasa. Tapi dengan lebih baik tentunya.

Ngomongin target dan mimpi di tahun 2014 ini, ada satu mimpi besar gue yang inshaa Allah bakal kecapai sedikiiiiiitttt lagi. Mimpi yang bener-bener berawal dari mimpi hampir 7 tahun yang lalu. Mimpi apakah itu? Sila baca mimpi besar gue yang pertama DISINI. Yap, beberapa hari lagi (sekali lagi kalo Allah berkenan) mimpi gue yang satu itu akan jadi kenyataan. Gue tinggal nunggu waktu… Karena mimpi besar yang satu itu udah hampir goal, sekarang saatnya merancang mimpi besar gue yang lain.

Dan, mimpi besar gue yang kedua adalah….

Eeeenggg iinggggg eeengggg… Jadi PENULIS!!

Gue pengen jadi penulis novel terkenal yang karya-karyanya dibaca banyak orang. Gue pengen bisa hidup mapan dari nulis, jadi inspirasi untuk anak-anak agar gemar baca dan nulis dan ngubah pola pikir orang lain dari tulisan-tulisan gue. Apa mimpi gue ketinggian?? Gue rasa malah mimpi gue masi nanggung, harusnya gue berani mimpi bisa jadi penulis sekelas Sidney Sheldon, J.K Rowlling, atau Dan Brown. Tapi karena ini tahun pertama gue bener-bener serius merancang mimpi besar kedua gue, jadi dimulai dari level yang medium dulu deh. Ditambah lagi mimpi besar gue yang pertama masi akan ada sequel selanjutnya. Ibaratnya yang goal baru level 1 nya doang. Masih akan ada level selanjutnya di mimpi besar gue yang pertama ini.

Gue suka nulis dari kecil. Berawal dari nulis diary, terus puisi, cerpen dan kata-kata absurd hasil pemikiran-pemikiran gue tentang hidup dan influence dari berbagai buku yang gue baca dan orang-orang yang gue temui. Ada kebahagiaan tersendiri ketika ngeliat orang ngomentarin, ngekritik, atau nikmatin tulisan gue. Apalagi waktu gue dapet duit dari tulisan gue, rasanya itu ya, biar nominal duitnya ga gede, tapi senengnya gede banget  kaya gajah afrika! Bahahaha

Jadi di tahun 2014 ini langkah awal yang harus gue lakuin adalah DISIPLIN nulis. Rada susah sih, coz gue orangnya moody abis dan hal itu sudah terbukti dari skripshit gue yang ga selesai-selesai. Makanya gue harus punya tekad sekuat Agung Hercules untuk menyelesaikan semua tulisan-tulisan gue (termasuk di dalamnya adalah skripsi… hiks). Tapi disiplin ini gak cuma buat nulis aja. Disiplin akan menjadi tema utama di tahun 2014 ini. Mulai dari urusan nulis, ngejalanin mimpi besar gue yang pertama, olah raga, ngatur pola makan, ehmm…mandi dan yang terpenting adalah disiplin dalam ibadah. 

Yakin bisa disiplin?? HARUS YAKIN! Coz we can’t  achieve any goals without discipline. Disiplin adalah anak tangga menuju kesuksesan kita buat ngeraih mimpi dan mencapai target kita. Kalo tiap hari kita cuma boleh naek satu anak tangga, dan kita gak disiplin naekin anak tangga itu tiap hari, maka kita gak akan nyampe-nyampe ke anak tangga teratas. Atau mungkin kita akan nyampe, tapi waktunya lamaaaaaaa banget. Ini adalah pengalaman pribadi yang berbuah penyesalan buat gue… Ah, sudah lah jangan diteruskan. Skip yee!

Lanjut ke pertanyaan kedua…
Yakin bisa jadi penulis? HARUS YAKIN! Kata Mamang Walt Disney juga “If you can dream it, you can do  it.” Kalo kata Mas gue beda lagi, “Ga ada yang ga mungkin di dunia ini, Neng… Selain gigit kepala kamu sendiri.” Rada lebay sih, tapi bener juga. Hahahahaha. Dan terakhir kata-kata Mama gue yang akan selalu gue inget seumur hidup, “Ga perduli orang ngomong apa dan keadaan kayak gimana, Mama udah ikhlas dan ridho sama kamu (karena itu) Allah pasti ngebukain jalan buat kamu biar sukses.” See? Modal gue gede banget kan buat sukses dan mencapai mimpi gue. Doa Ibu meeeennnn!! Duh, jadi sedih keingetan Mama gue. Mana jauh… :’(

Udah ah, entar gue mewek lagi…

Dadaaahhhh!!!!
 


P.S
“Tuhan, aku emang ingin ini, ingin itu, banyak sekali… 
Tapi jangan sebel sama aku yang banyak mintanya ini ya. Aku janji akan terus berusaha jadi anak baik, biar pantas nerima semua yang aku pinta.” :)


Selasa, 14 Januari 2014

Kota B



Entah kenapa gue ngerasa waktu cepet banget berlalu. Padahal masih terbayang dengan jelas di kepala gue saat-saat gue nulis tanggal di buku tulis waktu SD. Nyalin tanggal yang lebih dulu ditulis guru gue di papan tulis pake kapur. Papan tulisnya digaris tengah dulu jadi dua bagian, terus di kirinya dikasih garis lagi buat nulis tanggal dan nomor soal. Saat itu masih tahun 90an… dan sekarang udah tahun 2014. Ah, gilaaaa!! Berarti gue hidup udah lama juga ya…

Umur gue sekarang 24 tahun lebih dikit, itu artinya udah 25 kali gue mengalami pergantian tahun atau tahun baruan. Bagi gue tahun baruan alias pergantian tanggal dari tanggal 31 Desember ke tanggal 1 Januari dulu gak spesial-spesial banget sih. Hampir sama aja sama hari-hari biasa, cuma bedanya banyak kembang api dan petasan doang. Hahahaha.

Seiring umur yang makin banyak jumlahnya dan makin sedikit sisanya, tahun baru jadi hal yang penting buat gue. Ini bukan tentang acara di malam tahun barunya, tapi tentang pencapaian gue dan resolusi di tahun yang akan datang. Tahun baru selalu bisa bikin gue merenung berhari-hari dan lebih serius dari biasanya. Apalagi kalo mimpi dan target-target gue banyak yang ga kecapai. Duhhhh… rasanya pengen banget ngulang tahun itu lagi. Tapi sayang, hidup tak seindah main The Sims atau Harvest Moon yang bisa direstart semau gue. Maka pantaslah kata Imam Ghazali kalo yang paling jauh di dunia ini adalah masa lalu. Naek apapun ga bakal nyampe kalo mau ke masa lalu… Hiks.

Eh tapiiiii…selain masalah mimpi, target, resolusi dan sebagainya itu, ada lagi satu hal yang menarik tentang dimana gue berada saat tahun baru beberapa tahun ke belakang. Ini sedikit gak penting sih, tapi ini memberikan gue ide untuk melakukannya seumur hidup gue. Apakah itu??

Gue pengen ngerayain tahun baru di kota-kota berbeda yang huruf depannya B! Hahahahahahaha. Sumpah ga penting. Tapi bukan berarti ini ga beralasan. Soalnya 4 tahun berturut-turut ini gue ngerayain tahun baru di kota yang depannya B.

Tahun 2011 gue ngerayain tahun baru di Bekasi bareng pacar gue saat itu dengan dinner berdua. Tahun 2012 gue di Puncak, Bogor sama keluarga super besar gue. Kakek gue, kakak dan adenya kakek gue beserta seluruh keluarganya, om-om dan tante-tante gue, uwak-uwak dan sodara dari uwak-uwak, sepupu gue yang seabrek, para pacar, keponakan... Semuanya ngumpulllll. Di tahun 2013 beda lagi. Gue ngerayain taun baru sama keluarga dari nyokap gue di Banten yang masih jauh dari keramaian. Saking sepinya gue ngerasa gak lagi tahun baruan, tapi lagi betapa di goa hantu. Anyep banget dah. Ppffttt.

Dan tahun baru 2014 kemaren gue tahun baruan di Bekasi lagi. Ngeliatin kembang api dari balik pager kaya anak bocah. Saat itu gue nanya sama seseorang yang berdiri di samping gue sambil mata gue ga lepas ngelatin kembang api “Tahun depan aku taun baru dimana ya?” “Yang jelas kamu udah ngga disini”. Denger jawaban dia saat itu gue jadi sedih…

Gue langsung diem lagi. Mikir. Iyaa, tahun depan kalo gue ga disini terus dimana ya? Terus tahun depannya lagi dimana? Sama siapa? Ngapain? Apa gue akan berada di kota dari huruf B lagi? Apakah Berlin, Baghdad, Brussels, Bandung, Bali, Birmingham, Bremen, Banjarmasin, Bima, Bahrain atau?? Aaak ga tau!! Tapi kalo 4 tahun berturut-turut gue ngelewatin tahun baru di kota dengan huruf awal B dengan ga sengaja, hopefully tahun depan dan seterusnya gue bisa merencanakan tahun baru di kota-kota B lain yang belum pernah gue kunjungi.

Dan pertanyaan terakhir sebelum gue beranjak dari pager setelah puas ngeliatin kembang api, apa bisa gue ngelewatin tahun baru bareng dia lagi?

Bisa ga, Tuhan? :)